Dinamika Sejarah Sosial Politik Kabupaten Pasuruan

Pelatihan.4 Out Classs: Napak Tilas kunjungan kebeberapa situs bersejarah di kabupaten Pasuruan,antara lain : makam Untung Suropati, situs Candi jawi, Situs cunggrang, situs Candi Gununggangsir, makam Pak Sakerah dan makam H.Mbah Hamid / Abdul Hamid. Adapun situs sejarah yang di kunjungi adalah lokasi-lokasi yang berkenaan dengan perkembangan jaman wilayah Pasuruan baik di jaman kerajaan, jaman kolonial, serta dijaman kemerdekaan. Melalui napak tilas peserta akan diajak untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman arti penting beberapa situs sejarah tersebut dalam kaitannya dengan perkembangan Pasuruan. Yang dipandu fasping: Romi Faslah, Ahmad Sukron, Arofah Umu Fasa, Yenny Lutfiana.

Materi In Class, materi Struktur dan Karakter masyarakat kabupaten Pasuruan dan materi Dinamika Sejarah Dan social politik Kabupaten Pasuruan Peserta Sekolah Demokrasi Kab.Pasuruan 2013 dilaksanakan pada tanggal 6-7 April 2013 di Hotel Semeru Park Pasuruan dengan diikuti 35 peserta dari unsur parpol, pendidik, pengusaha dan ormas ( 4 pilar Demokrasi ) serta fasping OC Sekolah Demokrasi Kabupaten Pasuruan: Sutomo Putro, Rurid Rudianto dan nara sumber : H. Yazid Manan dari tokoh masyarakat/ Sejarahwan Pasuruan. Mengenai latar belakang sejarah ,kondisi,sosiografi, serta persinggungan berbagai karakteristik komunal yang membentuk social masyarakat Pasuruan. Banyak memaknai sejarah sebagai kumpulan artefak kuno yang harus di kumpulkan dan diawetkan, agar orang tidak melupakan masa lalu. Meskipun, tidak sedikit yang memaknai sejarah beserta segenap dinamikanya sebagai rangkaian proses hidup yang mesti dikumpulkan hikma kebijaksanaannya. Juga, terdapat banyak orang yang mencoba membuat garis korelasi perkembangan peradaban sekarang dengan  perkembangan peradaban masa lalu, karena diyakini bahwa apa saja yang terjadi sekarang ini  tidak lepas dari segala yang terjadi di masa lalu yang menjadi titi temu dari persinggungan berbagai identitas sosio kultural.

Dr. Dwi Cahyono, sejarahwan Universitas Negeri Malang. Yang memiliki berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam pemetaan lokasi-lokasi kuno bersejarah akan mengajak peserta berdiskusi mengenai spektrum arkeologi dan antropologi Pasuruan dikaitkan dengan identitas kesejarahan yang dimiliki oleh masyarakat kabupaten Pasuruan, para peserta diharapkan dapat melakukan eksplorasi pemahaman tentang histografi daerah Pasuruan.

Sekilas Profil Kabupaten Pasuruan.          

Wilayah Kabupaten Pasuruan terletak pada 112◦33’ Bujur Timur dan 7◦32’ Lintang Selatan, dengan luas daerah 1.474 km2 atau 3% dari luas Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Pasuruan mempunyai wilayah administrasi 24 kecamatan, 24 Kelurahan,341 desa, dan 1.495.323 jiwa yang terdiri dari suku Jawa, suku Madura, dan suku Tengger.Suku Jawa tersebar di 24 Kecamatan, suku Madura sebagian besar berada di wilayah timur, dan suku Tengger berada di lereng Gunung Bromo, tepatnya di Kecamatan Tosari.

Agama yang dianut masyarakat Kabupaten Pasuruan Islam 1. 465.215 (97,9%), Hindu 20.352, Protestan 6.675, Katolik 2.545, Budha 339, dan Khonghuchu 103 pemeluk. Sebagai bukti dari mayoritas masyarakat beragama Islam, di Kabupaten terdapat 1.545 masjid,6.123 musholla,313 pondok pesantren, 288 Madrasah Ibtida’iyah, 1.500 Madrasa Diniyah, dan 1.359 TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an.

Oleh karena itu, melihat potensi masyarakat Kabupaten Pasuruan yang bernuansa Islami tersebut, maka keinginan masyarakat Kabupaten Pasuruan untuk menjadikan Kabupaten Pasuruan sebagai Daerah Santri sangat kuat. Keinginan tersebut telah diwujudkan dan diformalkan dalam sebuah Peraturan Daerah , yaitu Perda No.8 tahun 2001, tentang Pola Dasar Pembangunan yang didalamnya menyatakan , bahwa Kabupaten Pasuruan sebagai Daerah Santri dan mengamanatkan , bahwa konsep Daerah Santri tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan Perencanaan dan Pelaksanaan Program Pembangunan Daerah.

Tanggal/Tahun Penting Sejarah Pasuruan.

Tahun 675   :  Datangnya Armada Islam ( utusan  Mu’awiyah bin Abi Sufyan ) di pelabuhan  Bangil, untuk   menyelidiki Kerajaan   Kalingga.

Tahun  680   :   Tahun yang tertulis di makam Mbah Bangil yang berada di kelurahan kalirejo – Bangil

Tahun 929,   :   Tahun yang tertulis di Prasasti Sukci (kekuasaan Mpu Sendok) di 18 September DesaBulusari Kecamatan Gempol.

Tahun 1041  :   Tahun yang tertulis di Candi Belahan/Candi Tetek yang berada di Desa   Wonosunyo   Kecamatan Gempol.

Tahun 1293  :  Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Mojopahit.

Tahun1294   :  Raden Wijaya memberikan  status Sima kepada Desa Kudadu yang telah berjasa memberikan perlindungan

                      dan mengantarkan ke Desa Rembang.

Tahun 1296  :   Raden Wijaya ke Bangil.

Tahun 1332  :  Tahun yang tertulis di Candi Jawi yang berada di Desa Candiwates- Prigen.

Tahun 1365  :  Tahun Penulisan Kitab Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca yang didalamnya menyebut nama “ Pasuruan “

Tahun 1487  :  Penobatan Sunan Giri sebagai Raja Giri dengan gelar Pabu Sasmita.

Tahun 1535,:   Pasuruan yang saat itu dikuasai oleh Raja Menak Supetat ( Kerajaan Hindu dikalahkan oleh tentara Islam dari kerajaan   

 30 Sptember    Demak )

Tahun 1546  :  Mangkatnya Sultan Trenggana ( Raja Demak ), Kerajaan Pasuruan menjadi  tambah merdeka.

Tahun 1613  :  Sultan Agung ( Raja Mataram ) menobatkan Darmoyudo I sebagai Adipati Pertama di Pasuruan.

Tahun 1686,:   Penobatan Untung Suropati sebagai Adipati Pasuruan ke-5, menggantikan 8 September Adipati Ranggajaya.

Tahun 1687  :  Sayyid Sulaiman sebagai Penasehat Untung Suropati.

Tahun 1712,:  Sayyid Sulaiman mendirikan Pondok pesantren Sidogiri atas perintah Raja 20 Setember                                                                        Giri kala itu (Pangeran Sinanegara ).

Tahun 1901  :  Belanda membentuk Kabupaten Pasuruan (Staatblad 1901 No.334).

1 Januari

Tahun 1918  :  Belanda membetuk Kota Pasuruan (Staatblad 1918 No.320).